cari

Diberdayakan oleh Blogger.

UM the learning of univerty

Cari

RSS

Observasi kebutuhan dan sumber belajar masyarakat padat penduduk di sekitar rel kereta api



LAPORAN HASIL IDENTIFIKASI KEBUTUHAN BELAJAR DAN
SUMBER BELAJAR MASYARAKAT

PADA MASYARAKAT KUMUH DI KAMPUNG SAYUR
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Identifikasi Kebutuhan Belajar dan Sumber Belajar Masyarakat
Yang dibina oleh Bapak Supriyono


Nama Anggota Kelompok :

1.      Adin Ariyanti Dewi                                 (120141400986)
2.      Aziz Mustaqim                                        (120141400998)
3.      Eli Rahmawati                                         (120141400996)
4.      Halifatul Kamiliyah                                (120141400988)
5.      Luluk Innisyak                                        (120141401002)
6.      Nurmaya Ihtiyari                                    (120141411454)
7.      Rayi Rizki Fauzi                                      (120141400982)
8.      Sri Wahyuningsih                                   (120141400980)

logo-um1

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Desember 2013
A.    Lokasi dan Sasaran
1.      Lokasi
Lokasi identifikasi kebutuhan belajar masyarakat kumuh adalah di Kampung Sayur, Kota Lama.
Deskripisi profil lokasi identifikasi
2.      Sasaran
Sasarn identifikasi kebutuhan pada masyarakat kumuh adalah berjumlah 4 orang.
a.       Identitas Partisipan
B.     Teknik Identifikasi
1.      Teknik Identifikasi yang Digunakan
Teknik pengambilan data identifiasi kebutuhan yang digunakan pada masyarakat kumuh di kampung sayur comboran kota malang adalah wawancara dan observasi.
a.       Wawancara
Pengertian wawancara
Instrumen pertanyaan wawancara yang digunakan
b.      Observasi
Pengertian Observasi
Daftar objek yang dobservasi atau diamati

2.      Tahap-tahap pelaksanaan teknik
a.       Tahap observasi
b.      Tahap wawancara
c.       Tahap penulisan laporan
C. Deskripsi Hasil Observasi
Permasalahan yang timbul dan yang dihadapi oleh partisipan atau masyarakat warga kampung sayur kelurahan Ciptomulyo, sekitar bantaran rel kereta api kota lama Malang ini banyak sekali. Terciptanya kawasan kumuh atau pemukiman kumuh mengakibatkan banyak sekali permasalahan antara lain : (1) permasalahan ekonomi, (2) pendidikan, (3) agama, (4) imigran, (5) kesehatan dan kebersihan, (6) kebudayaan,(7) nilai dan norma, (8) lokasi tempat tinggal,  (9) lapangan pekerjaan, (10) pola interaksi, (11) keamanan, (12) kepadatan penduduk, dan (13) etika.

1.      Kebutuhan Ekonomi
Permasalahan ekonomi yang dialami oleh masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor lapangan pekerjaan yang terbatas, pengahasilan yang minim, pendidikan, kurangnya keahlian yang dimiliki, kepadatan penduduk, kebutuhan yang terus bertambah, serta keterbatasan dana yang dimiliki oleh Pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi itu sendiri. Menurut hasil observasi yang telah kelompok kami lakukan, tingkat perekonomian masyarakat warga setempat masih rendah, permasalahan ekonomi yang disebabkan oleh faktor lapangan pekerjaan yang terbatas yakni disekitar lingkungan kumuh tersebut hanya terdapat beberapa jenis pekerjaan antara lain penjual makanan, tukang becak, kuli angkut, pemulung, pembantu rumah tangga dan penjual koran. Dalam kehidupan sehari-harinya mereka berprofesi sedemikian rupa dan penghasilan yang didapatkan dari hasil tersebut jarang bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka sekeluarga. Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya zaman, maka otomatis kebutuhan setiap manusia juga akan semkain bertambah. Dan ini berlaku bagi setiap kalangan. Baik bagi kalangan ekonomi ke atas, ekonomi menengah, dan ekonomi ke bawah. Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar lingkungan kumuh, tentunya hal ini merupakan suatu permasalahan yang lagi-lagi dikaitkan dengan ekonomi. Naiknya harga BBM dan sembako misalnya, hal ini akan sulit mereka hadapi karena ketidak seimbangan antara penghasilan dan pengeluaran yang mereka lakukan nantinya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dapat dipastikan hasilnya akan minim, karena pengeluaran yang mereka keluarkan akan lebih besar dari pada penghasilan yang mereka dapatkan. Solusi yang kami berikan mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi permasalahan ekonomi tersebut antara lain adalah, seharusnya masyarakat diberikan bimbingan untuk berkreatifitas untuk membuat lapangan pekerjaannya sendiri, mengingat sebagian besar dari mereka hanyalah tamatan SD. Dengan memberikan bimbingan untuk melatih kreatifitas masyarakat tersebut, tentunya mereka akan mampu untuk menciptakan sesuatu. Dan dengan sesuatu yang mereka ciptakan tersebut akan dapat membantu mereka untuk menambah pemasukan (uang). Hal ini juga bisa menjadi pekerjaan sampingan untuk mereka. Faktor yang terakhir adalah kurangnya dana yang dimiliki oleh Pemerintah. Menurut kelompok kami, hal tersbeut disebabkan karena maraknya kasus korupsi. Dana yang seharusnya digunakan semestinya, tetapi malah diselewengkan. Akibatnya masyarakat yang menjadi korban. Disini peran Pemerintah seharusnya lebih ketat dalam mengatur keuangan Negara agar masyarakat dapat memperoleh haknya.

2.      Kebutuhan Pendidikan
Permasalahan yang ada selanjutnya adalah permasalahan pendidikan. Dari hasil observasi yang kami dapatkan, tingkat pendidikan di perkampungan sayur ini menduduki posisi rendah. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya penduduk yang mayoritas hanya lulusan SD. Selain itu banyak anak-anak yang putus sekolah, baik SD maupun SMP. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya persoalan ini adalah mahalnya biaya pendidikan serta rendahnya tingkat ekonomi masyarakat sekitar. Selain itu masyarakat yang berada pada lingkungan padat dan kumuh tersebut sangat tertinggal dengan penduduk yang berada disekitarnya. Bagi mereka, ilmu sangat sulit di dapatkan. Mereka juga tidak mampu merasakan manfaat dari teknologi yang berkembang, baik di bidang pendidikan ataupun bidang lainnya. Terdapat beberapa hal yang mendasari lemahnya pendidikan disekitar perkampungan tersebut, diantaranya :
a.       Terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan.
b.      Ekonomi yang lemah, sedang biaya pendidikan semakin mahal sehingga sulit untuk dijangkau masyarakat miskin.
c.       Tidak adanya bantuan yang masuk ke daerah pemukiman padat dan kumuh.
d.      Kegiatan belajar mengajar mereka berbenturan dengan kegiatan kerja mereka.
Dari permasalahan diatas maka solusi yang di inginkan oleh partisipan diantaranya yaitu : Diharapkan pemerintah lebih memperhatikan perkampungan kumuh tersebut, salah satunya  dengan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang jalannya proses pendidikan, pengadaan pendidikan nonformal agar tidak terlalu jauh tertinggal oleh zaman serta diharapkan pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar perkampungan kumuh tersebut, sehingga perekonomian di daerah tersebut meningkat dan  akan sangat membantu masyarakat untuk dapat merasakan dunia pendidikan.
3.      Kebutuhan Agama
Permasalahan selanjutnya yang dialami oleh masyarakat kampung sayur adalah permasalahan agama. Di perkampungan ini, tingkat religiusitas masyarakatnya cenderung masih rendah bahkan dapat dikatakan sangat rendah, melihat dari aktivitas keagamaan yang tidak ada di perkampungan sayur ini. Di sekitar kampung sayur ini hanya ada satu masjid, itupun masjidnya berukuran kecil. Dari tingkat religiusitas masyarakat yang rendah tersebut berimbas pada tingkat interaksi sosial antar warga setempat. Tingkat interaksi antar warga cenderung tidak selalu berjalan dengan baik. Harapan atau solusi yang dinginkan oleh partisipan atau warga setempat adalah diadakannya “Pendidikan Rohani”. Dalam pendidikan rohani ini dapat berupa pengajian rutin setiap minggunya dan pembentukan majelis ta’lim. Dengan harapan atau solusi seperti itu, diharapkan interaksi sosial antar warga kampung sayur ini dapat terjalin dengan baik. Selain itu, agar tingkat religiusitas warga meningkat dan dapat memahami hakekat suatu ilmu agama serta dapat mengaplikasikan dalam kehidupan warga setempat.
4.      Permasalahan Imigran
Terciptanya perkampungan kumuh di Kampung Sayur ini juga disebabkan oleh permasalahan imigran atau urbanisasi. Penduduk yang menempati pemukiman kumuh di kota-kota besar adalah kaum migran yang pada umumnya berpenghasilan rendah yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya di daerah asal. Dari keadaan ekonomi yang buruk, masyarakat desa terdorong untuk datang kekota-kota terdekat dengan harapan akan mendapatkan pekerjaan dalam rangka usaha melakukan perbaikan kualitas hidupnya. Kenyataan yang ada selama ini justru malah sebaliknya, banyak pendatang dari desa tidak cukup mempunyai keterampilan khusus yang banyak diperlukan dalam mencari kerja di daerah Malang. Hal ini menyebabkan para imigran menganggur. Menurut sumber yang kami peroleh, ada beberapa tujuan utama anggota masyarakat melakukan migrasi, yaitu:
a.       Tujuan ekonomi, upaya untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik, terutama daerah perkotaan yang dianggap menjanjikan kesejahteraan. Seperti yang dilakukan oleh salah satu warga kampung sayur. Beliau sudah tinggal di Malang kira-kira sejak 22 tahun yang lalu, beliau berasal dari luar Jawa.tujuannya merantau ke Malang adalah untuk mencari pekerjaandan penghidupan yang lebih baik dari sebelumnya. Awalnya beliau mengira jika hidup di Malang bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih besar dan lebih baik daripada menjadi seorang buruh. Namun, pada akhirnya, beliau hanya menjadi tukang becak.
b.      Tujuan sosial, dorongan untuk bersama dengan sanak saudaranya yang terlebih dahulu bermukim di perkotaan. Proses migrasi berantai menyebabkan perpindahan penduduk antara daerah asal dengan daerah tujuan. Hal ini juga yang dialami oleh salah satu warga kampung sayur ini. Beliau datang ke kota Malang karena mengikuti kakaknya yang sebelumnya telah lebih dulu merantau ke kota Malang. Karena mendengar cerita kakaknya bahwa hidup di Malang lebih enak daripada di kota asalnya. Setelah sampai di Malang ternyata dia slit mendapatkan pekerjaan.
Solusi atau harapan dari warga setempat adalah diadakannya “Aktivitas Pelatihan dan Keterampilan”. Dengan memberikan pelatihan & ketrampilan kepada masyarakat miskin di pemukiman kumuh, setidaknya bisa membantu mengurangi masalah pengangguran dan kemiskinan yang timbul akibat pendatang yang tidak mempunyai skill dalam bekerja, maupun rendahnya pendidikan yang mereka dapat. Mereka juga ingin lebih mengetahui tentang pelatihan yang mungkin nantinya diharapkan bisa menambah pengetahuan maupun skill yang menunjang pekerjaan mereka saat ini. Seperti pengelolaan sampah dan sebagainya.
5.      Permasalahan Kebersihan dan Kesehatan
Permasalahan kesehatan juga mempengaruhi adanya pemukiman kumuh. Dari keterangan sumber ( Ibu Hajjah) di daerah ini ada berbagai hal masalah kesehatan yang ada. Berbagai permasalahan tersebut adalah terbatasnya kecukupan dan kelayakan mutu pangan berkaitan dengan rendahnya daya beli, masyarakat di pemukiman kumuh mempunyai penghasilan yang pas-pasan, mungkin dengan penghasilannya tersebut mereka hanya dapat memenuhi kebutuhan makan mereka hanya satu kali sehari, atau mungkin mereka tidak dapat makan setiap hari, sekalipun mereka makan tetapi kualitas makanan yang mereka konsumsi belum tentu dapat dikatakan layak bagi manusia pada umumnya. Masyarakat di pemukiman kumuh banyak mengkonsumsi makanan bekas, mengais di tempat-tempat sampah untuk mencari  makanan yang menurut mereka masih layak untuk dimakan. Sedangkan di tempat sampah itu seperti diketahui pastilah mengandung bakteri penyakit yang sangat banyak serta kurangnya pemahaman terhadap perilaku hidup sehat. Masyarakat miskin juga menghadapi masalah buruknya sanitasi dan lingkungan permukiman terutama yang tinggal di kawasan kumuh. Kondisi sanitasi dan lingkungan yang buruk berpengaruh terhadap perkembangan kesehatan mereka terutama anak-anak dan ibu. Selain itu, masyarakat miskin juga kurang memahami pengelolaan sanitasi dan lingkungan hidup sebagai bagian dari perilaku hidup sehat. Solusi yang diharapkan oleh partisipan dan dapat kami usulkan atas permasalahan diatas adalah dimana pemerintah perlu mensosialisasikan tentang kesehatan lewat sumber-sumber kesehatan seperti orang-orang yang ahli dalam kesehatan untuk memberi informasi terhadap masalah kesehatan dan juga perbaikan lingkungan untuk daerah tersebut, penciptaan aktivitas hijau oleh masyarakat miskin.
Dari hasil observasi yang kami dapatkan, kebersihan di perkampungan sayur ini sangat kotor. Dapat ditemukan bahwa mereka hidup disuatu lingkungan yang kondisi sanitasinya sangat buruk, mereka tidak mempunyai kamar mandi yang memenuhi persyaratan baik dari segi standar perancangan kamar mandi maupun dari segi kebersihan. Air disekitar perkampungan dalam keadaan tidak jernih dan bersih. Banyaknya masyarakat yang tidak membuang sampah di tempatnya, membuat kumuh area perkampungan. Dari kebersihan lingkungan yang masih jauh dari kata bersih dan layak ini berimbas pada tingkat kesehatan masyarakat setempat. Dari permasalahan tersebut, maka solusi yang di inginkan oleh partisipan yaitu dengan meningkatkan pelayanan dasar, dapat diwujudkan dengan peningkatan air bersih, sanitasi, penyediaan serta usaha perbaikan perumahan dan lingkungan pemukiman pada umumnya.
6.      Permasalahan Kebudayaan
Permasalahan selanjutnya yang timbul di kampung sayur ini adalah permasalahan kebudayaan. Budaya merupakan salah satu masalah di daerah pemukiman kumuh ini. Misalnya saja budaya menjemur baju di pagar pembatas antara rel dan pemukiman penduduk. Kebiasaan yang seperti ini sangat buruk karena jika dinilai dari segi estetika menjemur baju yang dilakukan oleh warga dipemukiman sekitar rel kerta api ini sangat jelek. Selain itu kebudayaan menjemur baju di tempat yang tidak sewajarnya ini juga tidak menjamin kebersihan dari baju yang dicucinya,selain itu kebudayaan-kebudayaan lain yang menjadi masalah di pemukiman yang kami observasi adalah kebudayaan untuk membuang sampah pada tempatnya sangat tidak dihiraukan. Kebudayaan lainya yang menjadi masalah pemukiman ini juga yaitu, penduduk pemukiman terbiasa beraktivitas di rel kereta api yang masih aktif. Selain ini kebudayaan yang buruk beraktivitas di rel kerta api yang masih aktif dilewati kereta api juga sangat membahayakan keselamatan. Tingkat kebudayaan masyarakat kampung sayur ini sangat rendah, kebudayaan-kebudayaan yang biasanya dilakukan sudah mulai punah, seperti kebudayaan gotong-royong. Tingkat kebersamaan gotong-royong sudah jarang sekali dilakukan, mereka mulai terbiasa melakukan segala hal dengan sendiri. Solusinya harus ada penyuluhan tentang masalah kebudayaan ini,setidaknya ada satu orang yang mencetuskan kebiasaan yang baik agar kebudayaan ini bisa di atasi. Selain itu perlu adanya kegiatan-kegiatan yang dapat mendorong terciptanya kembali kebudayaan-kebudayaan yang mulai punah.

7.      Permasalahan Nilai dan Norma
Selain itu nilai dan norma di daerah pemukiman ini juga perlu diperbaiki. Karena saat obsevasi banyak sekali kami mendengar kata-kata kotor dan jorok yang diucapkan oleh orang tua bahkan anak-anak kecil berada disampingnya. Selain itu anak kecil juga banyak yang sudah menggunakan kata-kata kotor itu padahal masih dibawah umur. Perilaku orang-orang di pemukiman ini juga kurang dimana mereka mendidik anak-anak dengan kekerasan. Perlu diadakan pelatihan tentang tata perilaku dan juga penanaman nilai dan norma yang bisa mengatasi permasalahan nilai dan norma ini. Sekolah merupakan tempat  penanaman nilai dan norma pada generasi muda ditempat ini, selain itu juga perlu diadakan pembenahan pada lingkungan pemukiman ini serta didirikannya sekolah informal berbasis agama yang dapat mengontrol perilaku-perilaku yang menyeleweng dari akidah.

8.      Permasalahan Lokasi
Permasalahan mengenai lokasi tempat tinggal juga merupakan penyebab dari timbulnya perkampungan kumuh. Menurut kelompok kami adalah disebabkan oleh beberapa faktor juga. Faktor yang pertama adalah lokasinya yang sangat memprihatinkan yakni tepat disekitar rel kereta api. Faktor yang kedua adalah harga tanah sewa tanah yang murah yang ada di sekitar rel kereta api, serta lagi-lagi masalah kepadatan penduduk. Menurut kelompok kami, faktor lokasi yang bersebelahan dengan rel kereta api ini sangatlah berbahaya, apalagi sebagai tempat tinggal. Hal ini dapat terlihat dari seringnya kasus kecelakaan yang terjadi disekitar rel. Menurut warga sekitar, banyak terjadi kecelakaan ketika anak kecil yang sembrono melewati rel tersebut ketika kereta api sedang melintas. Solusi yang diharapkan oleh partisipan dan yang kami berikan mengenai permasalahan lokasi tempat tinggal antara lain adalah yang pertama mengenai faktor lokasi yang dekat dengan rel kereta api, mungkin memang mereka tidak memiliki tempat lain selain disitu, oleh karenanya mereka harus lebih hati-hati mengingat kondisi disekitar rel kereta api sangatlah berbahaya apabila dijadikan sebagai tempat tinggal. Selain itu, mereka berharap didirikannya rumah susun oleh pemerintah untuk mengganti tempat tinggal warga masyarakat yang tinggal di bantaran rel kereta api. Faktor selanjutnya adalah kepadatan penduduk. Faktor ini sebelumnya sama dengan faktor mengenai permasalahan ekonomi dan imigrasi. Dan solusi yang kami berikan tentunya juga sama dengan hal di atas. Yakni program KB. Dengan program KB, akan mengurangi jumlah penduduk sehingga tempat tinggal yang berdesakan disetiap kepala keluarganya akan dapat diatasi. Solusi yang lain adalah transmigrasi dan penyuluhan oleh pemerintah daerah setempat. Dalam hal ini Kelurahan, dapat melakukan kegiatan penyuluhan dengan bekerjasama dengan instansi terkait dengan materi yang berhubungan dengan konsep praktis tentang penyelesaian masalah utama yang dihadapi kaum migran, khususnya tentang pemerataan atau pemulangan penduduk, peningkatan pengetahuan dan kesadaran hukum. Upaya di bidang penanggulangan permukiman kumuh, dengan cara yang lebih manusiawi dan mempertimbangkan jalan keluar terbaik dan memihak kepada kepentingan kaum migran. Penganggulangan tidak dilakukan secara brutal dengan menggusur tanpa pemberitahuan dan batas waktu yang cukup. Perlakuan dan pemberian sanksi keras, seperti denda yang berlebihan, penyitaan terhadap harta benda, atau pemberian ganti rugi yang menekan harus dihindari.

9.      Permasalahan Lapangan Pekerjaan
Permasalahan selanjutnya yang timbul dalam masyarakat perkampungan kumuh ini adalah permasalahan lapangan pekerjaan yang kurang luas. Lapangan pekerjaan yang kurang luas di perkampungan kumuh ini menyebabkan banyak sekali yang tidak mempunyai pekerjaan tetap ataupun pengangguran. Hal ini disebabkan karena banyak warga yang tidak mempunyai keahlian ataupun keterampilan khusus yang dibutuhkan oleh lapangan pekerjaan sekarang ini. Selain itu, pendidikan mereka tergolong masih rendah, karena itu pula mereka susah untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Dari hasil observasi kami, pada pagi hari banyak warga yang berusia produktif hanya duduk-duduk (mengobrol), melakukan hal-hal yang kurang bermanfaat, dan hanya berkumpul di pos kamling. Banyak juga anak-anak  muda yang hanya tidur-tiduran di teras rumahnya. Kebanyakan kaum laki-laki di kampung ini menganggur dan ada juga yang hanya bekerja serabutan. Karena tidak ada yang mereka kerjakan, mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berkumpul dan mengobrol dengan sesama tetangga maupun keluarganya. Dari permasalahan ini, solusi yang diharapkan partisipan adalah penyebarluasan lapangan pekerjaan dan diadakannya lembaga keterampilan. Mengadakan pelatihan keterampilan serta adanya sertifikat keahlian kerja, agar warga yang melamar pekerjaan, dapat diterima dan dipercaya pada bidang tertentu dalam perusahaan atau instansi terkait. Dengan diadakanya latihan keterampilan ini dapat mengurangi tingkat pengangguran, ini dikarenakan pelatihan tersebut bukan hanya dipersiapkan untuk bekerja namun juga untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.



10.  Permasalahan Pola Interaksi
Permasalahan selanjutnya adalah permasalahan pola interaksi yang kurang baik. Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, karena interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktiivitas sosial. Bentuk lain proses sosial hanya merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur,berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial. Walaupun orang-orang yang bertemu muka tersebut tidak saling berbicara atau tidak saling menukar tanda-tanda, interaksi sosial telah terjadi, karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan maupun syaraf orang-oranng yang bersangkutan, yang disebabkan oleh misalnya bau keringat, minyak wangi, suara berjalan, dan sebagainya. Semuanya itu menimbulkan kesan di dalam pikiran seseorang kemudian menentukan tindakan apa yang akan dilakukannya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam masyarakat. Seperti yang terjadi pada masyarakat kampung sayur, Comboran, Kota lama Malang. Dalam berinteraksi mereka kurang memperhatikan sikap yang mereka tujukan kepada orang lain. Mereka juga terbiasa berbicara kasar terhadap setiap orang, disini faktor lingkungan sangat berpengaruh karena lingkunganlah yang membentuk sikap mereka. Kurangnya rasa simpati juga mempengaruhi interaksi sosial. Sebab, simpati merupakan perasaan tertarik kepada orang lain, maka timbul secara logis-rasional, namun atas dasar emosional atau perasaan. Karena lingkungan yang tidak kondisional, dan kesibukan para warga dalam bekerja, mereka kurang memperhatikan rasa simpati terhadap orang lain. Pola interaksi di kampung sayur ini kurang berjalan dengan baik, karena tidak adanya kerjasama-kerjasama seperti gotong royong, tidak adanya forum diskusi seperti pengajian dan sebagainya. Dalam mengatasi masalah ini, sebaiknya diadakan forum silaturrahmi antar warga, bisa dengan berkumpul setiap seminggu sekali. Supaya setiap warga ada komunikasi yang baik dengan warga yang lain. Sehingga, akan membentuk pola interaksi yang baik pula.

11.  Permasalahan Keamanan
Keamanan di kampung sayur ini sangatlah kurang. Salah satunya disebabkan oleh jarak antar rumah warga sangatlah berdempetan, hal ini membuat keamanannya sangatlah kurang, seperti dalam keselamatan. Rumah-rumah yang berdempetan membuat resiko kebakaran yang menjalar menjadi meningkat dan menjadi besar. Karena jika satu rumah terbakar, maka kemungkinan besar kebakaran akan menyebar ke rumah yang lainnya. Bagi kalangan remaja dan pengangguran, biasanya penyimpangan perilakunya berupa mabuk-mabukan, minum obat terlarang, pelacuran, adu ayam, bercumbu di depan umum, memutar blue film, begadang dan berjoget di pinggir jalan dengan musik keras sampai pagi, mencorat-coret tembok/bangunan fasilitas umum, dan lain-lain. Akibat lebih lanjut perilaku menyimpang tersebut bisa mengarah kepada tindakan kejahatan (kriminal) seperti pencurian, pemerkosaan, penipuan, penodongan, pembunuhan, pengrusakan fasilitas umum, perkelahian, melakukan pungutan liar, mencopet dan perbuatan kekerasan lainnya. Selain itu, karena tidak adanya petugas keamanan seperti hansip yang menjaga perkampungan tidak ada, tidak menutup kemungkinan akan terjadi tindakan kriminal seperti pencurian dan sebagainya. Dari permasalahan keamanan ini, harapan dari partisipan adalah dibentuknya petugas keamanan agar tingkat keamanan di kampung sayur ini meningkat dan meminimalisir kemungkinan tindakan kriminal yang terjadi.
12.  Permasalahan Kepadatan Penduduk
Pemasalahan kepadatan penduduk atau jumlah penduduk yang semakin banyak juga merupakan salah satu permasalahan yang selalu dihadapi dalam kota-kota besar. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara ruang dalam kota dengan jumlah penduduk yang semakin banyak yang menyebabkan semakin tingginya angka kepadatan penduduk. Umumnya penduduk yang memadati kota-kota besar berasal dari daerah-daerah terpencil atau dari desa-desa untuk mencari pekerjaan dan memperbaiki kehidupan perekonomian mereka. Karena ketidakseimbangan antara ruang dan jumlah penduduk kota besar mengakibatkan adanya atau terbentuknya pemukiman kumuh. Dari hasil observasi kami, warga masyarakat kampung sayur melakukan urbanisasi dengan alasan mendapatkan penghidupan yang layak untuk kehidupan mereka.banyak warga pendatang yang berasal dari desa-desa kecil yang ingin mencari pekerjaan atau perbaikan perekonomian mereka agar lebih baik lagi dari kehidupan mereka sebelumnya. Mereka menganggap kehidupan perkotaan menjanjikan fasilitas yang lebih baik daripada di desa. Perlu adanya pemekaran desa atau kelurahan, agar warga tidak bertempat tinggal di bangunan yang berhimpitan. Langkah pertama yang harus diambil adalah perencanaan keluarga berencana. Program keluarga berencana dapat meminimalisir kelahiran bayi masal (dalam waktu bersamaan di daerah lain juga sedang ada kelahiran bayi). Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia juga sangat mempengaruhi persebaran penduduk, disini dilakukan program transmigrasi dan pembangunan industri serta perekonomian kewilayah yang jarang penduduknya. Perlu adanya pemekaran desa atau kelurahan ini, agar warga tidak bertempat tinggal di bangunan yang berhimpitan serta bisa menjaga kesehatan lingkungan.

13.  Permasalahan  Etika
Yang terakhir adalah permasalahan tentang etika. Dalam kehidupan bermasyarakat etika sangatlah penting, bahkan etika menjadi dasar dalam bertingkah laku dan berinteraksi dengan orang lain. Etika yang baik dibutuhkan dalam bersosialisasi karena itu akan membuat orang lain merasa dihargai dan menunjukkan rasa hormat. Namun, yang terjadi pada warga di kampung sayur, kota lama Malang. Mereka bertingkah laku dan berinteraksi dengan tidak menggunakan etika yang baik. Pada saat di ajak berbicara mereka kurang memperhatikan lawan bicaranya dan kurang memberikan respon yang baik. Banyak sekali warga masyarakat yang kurang memperhatikan etika-etika  berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka menganggap hal-hal seperti itu hanyalah sesuatu hal yang sepele dan tidak perlu di besar-besarkan. Mereka terbiasa dengan hal seperti itu seperti menyapa temannya dengan panggilan yang tidak wajar dan cara bertamunya tidak sesuai dengan etika bertamu, mereka cenderung langsung masuk ke rumah tetangganya tanpa izin terlebih dahulu. Dari permasalahan etika tersebut, solusinya adalah diadakan suatu kegiatan yang rutin agar dapat mempererat tali silaturahmi antar warga setempat seperti majelis ta’lim (bagi umat muslim). Disitu akan diajarkan bagaimana cara bertetangga, beretika, bertingkah laku yang baik dan sesuai dengan syari’at.

D.      Prioritas Kebutuhan Masyarakat
Dari hasil observasi yang kami lakukan diPemukiman kumuh desa Sayur daerah bantaran rel kereta api kota Lama. Kami mengidentifikasi dua prioritas kebutuhan masyarakat di desa tersebut. Dua prioritas yang kami pilih ini sekaligus dapat mencakup permasalahan lainya. Sehingga saat penuntasan satu prioritas maka beberapa masalah yang berkesinambuangan atau terkait dengan prioritas kebutuhan akan teratasi pula. Dua prioritas kebutuhan itu meliputi
Pertama, adalah kebutuhan pendidikan karena dari beberapa masalah yang kami temukan saat melakukan observasi tersebut,kebanyakan masalah-masalah berakar dari rendahnya pendidikan di pemukiman itu. Sebagaimana telah dijelaskan dalam diskripsi  permasalahan disebutkan bahwa ada masalah tentang nilai dan norma, budaya, etika, kesehatan, kebersihan, lapangan pekerjaan dan lainya. Masalah-masalah itu ladalah bidang garapan dari pendidikan. Jika, dipemukiman kumuh di desa sayur itu tingkat pendidikanyaa bisa ditingkatkan kembali  maka kemungkinan besar masalah tentang etika, nilai dan norma, kebudayaan serta lapangan pekerjaan akan berkurang atau bahkan bisa dihilangkan (teratasi) . pendidikan merupakan suatu penentu yang dapat menentukan suatu daerah itu bisa berkembang atau tidak dari tingkat pendidikan yang ada didaerah itu sendiri. Sehingga jika didaerah desa sayur yang kami observasi ini pendidikanya dikembangkan dan diolah kembali maka tidaklah mungkin jika desa sayur ini bisa menjadi daerah yang maju dan indah.
Masalah pendidikan ini perlu ditangani deang serius karena bermanfaan sangat besar bagi masyarakat di desa sayur. Selain dari pemerintah pusat yang harus memberikat fasilitas pendidikan yang layak dan juga memberi bantuan dana-dana untuk pendidikan didaerah desa sayur, agar pendidikan yang rendah bisa ditingkatkan. Perlu juga adanya dukungan dari pejabat daerah seperti kepala desa,RT,RW dan lainya. Untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan. Selebihnya masyarakat juga perlu berpartisipasi untuk mendukung pembangunan dalam bidang pendidikan. Masyarakat bisa membantu dengan member sumbangan baik moril,jasa maupun materil. Orang tua juga perlu berperan aktif untuk memberi motivasi agar penyelengaraan pembangunan dapat terlaksana. Dengan terpecahnya masalah rendahnya pendidikan  ini maka setidaknya masalah-masalah yang kami sebutkan dalam deskripsi di ata bisa setidaknya terkurangi.
Untuk prioritas kebutuhan yang kedua, kami lebih menekankan pada lapangan pekerjaan. Lapanagan pekerjaan ini sangat berpengaruh untuk memecahkan masalah-maslah yang ada didesa sayur. Lapangan pekerjaan ini juga berhubungan dengan masalah lainya, dimana jika masalah lapangan pekerjaan ini dapat teratasi maka masalah seperti lokasi pemukiman, ekonomi, rendahnya pendidikan, kebersihan, dan lainya juga akan teratasi. Antara prioritas kebutuhan yang pertama dan kedua ini saling berkesinambungan. Jika tingkat pendidikan di desa sayur yang rendah dapat teratasi, maka denga tingkat pendidikan yang bagus akan tercipta peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat desa sayur. Yang nantinya dari hasil pekerjaan itu akan meningkatkan keadaan ekonomi desa sayur. Dengan ekonomi yang mapan inilah masyarakat dapat membangun pendidikan.
Dari dua prioritas kebutuhan tersebut maka masalah-masalah yang kami temui dalam observasi didesa sayur akan teratasi semuanya.

E.       Program Pembelajaran
Lampiran
1.      Dokumentasi Foto
2.      Dokumentasi video
3.      Rekaman wawancara
4.      Instrumen Rekaman Wawancara Masing-masing anggota

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

MODUL PELATIHAN INOVASI TELOR ASIN ANEKA RASA
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Divusi Inovasi
Yang dibina oleh Ibu Endang Sri Rejeki
Oleh Kelompok    :
Aziz Mustaqim                        120141400998
Halifatul Kamilia                     120141400988
Iftitatah Amadea Fahrudi                  120141411453
Luluk Innisyak                        120141401002
Maksum Akbar                       120141411447
Shafiatul Amala                      120141400987
Wayan Nugroho                      120141400995
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Desember 2013
1.      Latar belakang proposal inovasi yang dikembangkan
            Begitu banyak inovasi yang diterapkan pada perkembangan zaman dan perkembangan teknologi maupun telekomunikasi yang semakin canggih dalam mempermudah manusia dari segala aspek kehidupan, tingkat pengangguran pun juga semakin meningkat jikalau masyarakat tidak jeli dan bersikap abstrak mengenai strategi yang diterapkan dalam mengahadapi perkembangan zaman tersebut. Salah satu strateginya adalah dengan menciptakan suatu inovasi, bisa dalam bentuk produk yang unik dan kreatif, ide atau gagasan dalam peningkatan mutu masyarakat di berbagai bidang, dan membuat modul pelatihan maupun pembelajaran yang bermanfaat bagi perkembangan Negara Indonesia serta dunia yang nantinya akan mengoptimalkan terwujudnya Tujuan Pendidikan Indonesia.
            Membaca setiap peluang dalam usaha mengembangkan keterampilan dan keahlian merupakan bentuk pemikiran analisis dan inovasi dalam bidang pembuatan produk menjadi fokus utama dalam menjawab tantangan perkembangan zaman. Inovasi pada telor asin yang menciptakan suatu kreatifitas baru yakni dengan menambah rasa dari telor asin beraneka rasa sehingga akan membentuk jenis lapangan pekerjaan baru yang mampu membantu mengurangi sedikit demi sedikit pengangguran di daerah sekitarnya.
            Menjawab tantangan inovasi  terbuatlah modul pelatihan pengasinan telur dengan varian aneka rasa. Telur asin merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan berharga relatif murah. Telur asin sebagai bahan makanan yang telah diawetkan mempunyai daya tahan terhadap kerusakan yang lebih tinggi dibandingkan telur mentah. Telur umumnya mengandung protein 13%, lemak 12%, mineral dan vitamin. Selain lebih awet telur asin juga digemari karena rasanya yang relatif lebih lezat dibandingkan telur tawar biasa.
            Modul pelatihan telor asin aneka rasa dapat menjadi trobosan usaha pembuatan telur asin yang merupakan salah satu jenis industri makanan yang umumnya berskala mikro dan kecil. Bahan baku utama yang akan dijadikan telur asin adalah telur itik, sedangkan jenis telur lainnya tidak lazim dilakukan karena kebiasaan dari masyarakat Indonesia yang menganggap telur asin berasal dari telur itik. Lokasi industri telur asin umumnya cukup dekat dengan daerah peternakan itik dan merupakan daerah pesawahan yang luas, dikarenakan untuk mempermudah pengolahan telur asin dan sebagai inovasinya telur asin dikembangkan dalam berbagai rasa dan aroma, seperti rasa bawang, rasa coklat, dan rasa udang. Aneka rasa telur asin bisa menambah keanekaragaman makanan khas yang bisa diproduksi sesuai permintaan pasar.
2.      Manfaat
  1. Memahami pengelolaan informasi pada pembuatan telur asin aneka rasa.
  2. Dapat mempunyai ketrampilan dalam peningkatan inovasi berwirausaha dari mengelola data informasi termasuk pembuatan, pemasaran, dan pengolahan telur asin sebagai inovasi berwirausaha.
  3. Dapat mengenalkan produk dari industri rumahan ke dalam atau keluar luar pada komsumen secara strategis.
  4. Dapat menjadi salah satu gagasan dalam menambah pendapatan ekonomi bagi masyarakat dalam membuka lapangan kerja baru.
  5. Dapat membantu pemerintah dalam pemberantasan orang miskin dan pengangguran.
  6. Memahami system produksi telur asin aneka rasa.
  7. Mengurangi resiko kegagalan dalam memulai usaha
3.      Spesifikasi (bahan dan alat serta biaya pembuatan)        
          Bahan dan Alat
a.     Alat :
      1.            Ember
      2.            Alat pengaduk
      3.            Kuali tanah atau panic
      4.            Toples atau tempat penyimpan telur
      5.            Kain lap
      6.            Baskom
      7.            Tusuk gigi
      8.            blender
      9.            jarum suntik
b.      Bahan :
1.      Telur bebek atau itik
2.      Abu gosok atau batu bata
3.      Garam
4.      Amplas
5.      Air
Analisa Peluang Usaha
            Kegiatan industri telur asin aneka rasa ini telah terbukti dapat meningkatkan nilai tambah dari telur asin itu sendiri jika di buat menjadi aneka rasa, berikut adalah analisis profit dari pembuatan telur asin aneka rasa.
            Telur Asin Rasa Udang       
Biaya Poduksi 100 butir telur:
Telur bebek 100 @1000           =  100.000        
Bata                                         =    5.000
Garam                                     =    2.500
Ebi 2 Ons @ Rp.5.000            =  10.000
Alat suntik 3 @ 2500              =    7.500
Biaya Transport                     =    5.000
Jumlah                                   =   130.000
Harga jual Rp.1.500 @ butir   = Penjualan
100 x Rp.1.500 =Rp.150.000
Jadi laba/rugi = Jumlah penjualan-biaya Produksi
Rp.150.000-Rp.130.000 = Rp.20.000
Keuntungan per butir  = Rp.20.000 :100 = Rp.200
4.      Cara kerja PEMBUATAN TELOR ASIN ANEKA RASA
a.       Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk) agar hasil pada penyuntikan ekstrak tidakn mengalami pecah.
b.      Bersihkan telur dengan jalan mencuci di ember , kemudian keringkan dengan kain lap.
c.       Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran batu bata yang telah dihaluskan  dan garam, dengan blender dan perbandingannya sama (1:1).
d.      Tambahkan sedikit air ke dalam adonan kemudian aduk dengan alat pengaduk sampai adonan berbentuk pasta. Suntikkan perasa kedalam telur bebek susuai rasa yang diinginkan rasa (coklat, udang dan bawang) dengan menggunakan jarum suntik.
e.       Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling permukaan telur, sampai tidak ada celah.
f.       Simpan telur dalam kuali selama 5-7 hari. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka.
g.      Setelah selesai masa perendaman, ambil telur lalu cuci kembali dengan air dan sedikit digosok untuk menghilangkan bekas dari rendaman.
h.      Kukus selama kurang lebih 1 ½ samapai 2 jam, pengukusan dalam kurun waktu itu untuk memperlama penyimpanan
Beragam varian cara pengasinan telur itik
            Pada dasarnya dapat dibagi 2 yaitu cara basah dan cara kering. Cara basah yaitu dengan merendam telur itik dalam larutan garam jenuh, sedangkan cara kering yaitu dengan menggunakan bahan pembungkus, baik dari bahan tanah liat, bubuk bata atau menggunakan garam atau bahan lain yang telah dicampur dengan garam.
A.      Telur asin prinsip pembungkusan kering (dry packing)
·         Bahan pengawet dan ukuran : untuk 100 butir telur perlu campuran bata merah 1 kg ,abu 1 kg, garam 0,5kg, asam sendawa 25 gr.
·         Cara : Campurkan bahan pebgawet hingga terbentuk adonankemudian telur disimpan sampai 2 minggu telur asin siap di pasarkan.
B.      Telur asin prinsip perendaman (immersion in liquid)
·         Bahan dan ukuran : 100 butir telur butuh 10 liter air 3 kg garam,13 gram asam sendawa (1%)
·         Cara :  Larutan bahan pengawet dimasak sampai mendidih,lalu didinginkan,telur yang telah dicuci bersih sampai 2 minggu kemudian di rebus disimpan pada suhu kamar.
C.      Telur asin sistem gadap
·         Bahan:  Dibuat adaonan garam dengan batu merah atau lumpur
·         Cara: Telur yang telah di cuci, masukkan ke adonan selama 10-15 hari, lalu digulung dalam adonan abu, garam dan disimpan dalam kotak ditempat agak lembab.
D.     Telur asin sistem lagadap
            Telur yang telah dicuci bersih benamkan pada larutan garam dapur pekat selama 7-8 hari lalu dicuci dan direbus (tahan 2 minggu)
            Ada pula cara pengawetan telur yang mempertahankan rasa aslinya :
1.      Telur dengan asli sistem alfin
            Telur segar umur 2 hari dicuci bersih, digosok dengan kapas beralkohol (95-960) lalu dicelupkan dalam cairan parafin suhu 50-60 C selam 10 menit keringkan dan simpan ditempat yang aman (tahan 6 bln).
2.      Telur dengan rasa asli sistem akasia
            Kilit akasia (240 gr) ditumbuk, dicampur air (20 liter) direbus selama 1 jam. Setelah dingin telur direndam pada larutan tsb.
3.      Telur denagn rasa asli sistem MIPA
            Telur segar dicelupkan dalam minyak kelapa (0,25 liter) denagn posisi lancip dibawah ( tahan 3 minggu).
4.      Telur dengan rasa asli sistem kanpla.
            Telur segar yang telah dibersihkan dimasukkan dalam kantong plastik/dirangkap tutup kantong dalam kantong kuat kuat ( tahan 3 minggu).
            Ada beberapa cara pengasinan telur itik yang semuanya menggunakan bahan utama garam yakni :
1.                   Cara pengasinan telur ”halidan” Adalah pengasinan telur yang menggunakan bahan pembungkus tanah liat dan garam dengan perbandingan 1;1 telur yang diasinkan dengan cara ini bisa disimpan selama 30 hari.
2.                   Cara pengasinan telur ”pindan” Adalah pengasinan telur yang menggunakan bahan pembungkus serbuk gergaji dengan perbandingan 1:1:1 telur yang diasinkan dengan cara ini bisa di pertahankan selam 30 hari.
3.                   Cara pengasinan telur ” dsaudan” Adalah pengasinan telur yang menggunakan bahan pembungkus nasi, dan garam dengan perbandingan 1:1 telur yang diasinkan dengan cara ini bisa disimpan selama 180 hari.
4.                   Cara pengasinan telur ” larutan garam jenuh” Adalah pengasinan telur yang menggunakan air garam perbandingan bahan adalah 1:1 atau 1:2 telur yang diasinkan dengan cara ini bisa di pertahankan/disimpan selama 15 hari.
5.                   Cara pengasinan telur ”brebes” Adalah pengasinan telur yang menggunakan bubuk bata merah, garam, Ciu/arak, sendawa dan gula merah penggunaan Ciu/arak sebagai pembentuk pasta berguna untuk menghilangkan bau amis pada telur itik. Sendawa untuk mempertahankan warna putih telur dan kuning telur gula merah untuk menetralisasi rasa pahit sendawa.
Pemasaran telur asin aneka rasa
            Menurut M. Rasyaf (1993:35), jalur pemasaran telur itik ada beberapa langkah dan berdasarkan perannya dapat diuraikan sebagai berikut:
1.    Pedagang pengumpul, umumnya langsung datang ke peternak dan peran mereka begitu kekeluargaan.  Harga yang disepakati juga harga peternak atau farm gate price  yaitu harga di peternak yang sudah tentu lebih rendah daripada harga eceran di pasar. Harga yang disepakati atau yang ditawarkan begitu rendah atau 40% hingga 63% dibawah harga eceran.
2.    Pedagang besar, mereka ini yang mengumpulkan telur dari para pedagang pengumpul itu.  Di beberapa tempat peran mereka ini sudah memudar karena banyak pedagang pengumpul yang langsung menjual telur-telur itu kepada pedagang eceran. Harga yang ditawarkan 30% hingga 47% di bawah harga eceran.
3.    Pedagang eceran, yaitu mereka yang berhadapan langsung dengan konsumen akhir dan tidak selalu pedagang kecil yang berlokasi di kaki lima. Jajaran pedagang eceran inidapat berupa pasar swalayan, toko pangan atau restoran. Harga yang ditawarkan pada tingkat jalur ini umumnya 15% hingga 23% lebih rendah daripada yang dikenakan pada konsumen akhir.
            Strategi pemasaran
1.    Strategi produk
            Dalam hal ini produk dapat berupa telur sejarah utama untuk memenuhi kepuasan konsumen adalah melihat mutu dan manfaat produk.
2.    Harga
            Harga yang di tetapkan stabil dan bersaing dengan produsen petelur lainnya,harga terlalu tinggi akan mengurungkan niat pembeli,sebaliknya harga yang terlalu rendah di khawatirkan tidak dapat memenuhi biaya produksi.pemberian diskon setiap pembelian dalam jumlah tertentu juga dapat menarik pembeli.­­
3.    Tempat
            Tidak kalah pentingnya dengan kualifikasi produk dan harga.tempat dan pasar juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran .penentuan pasar harus didasarkan dengan kemudahan produk telur oleh konsumen.
4.    Promosi
            Salah satu cara promosi yang paling banyak dilakukan adalah dengan memasang iklan,selain memasang iklan promosi juga dapat di lakukan dengan secara langsung dari mulut ke mulut. Strategi lain yang dapat digunakan dalam pengembangan industri telur asin aneka rasa ini adalah menggunkan direct marketing serta melakukan analisis SWOT terhadap produk telur asin aneka rasa sehingga kita bisa lebih memahami keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang dalam pengembangan telur asin aneka rasa, untuk mempermudah proses pemasaran telur asin aneka rasa dapat dilengkapi dengan izin dari dinas kesehatan dan dinas perdagangan. Usaha pengembangan produk telur asin aneka rasa akan bisa berkembang dengan lebih baik, jika kita melakukan kerjasama kemitraan antara peternak telur bebek, pengusaha telur asin, dan pemerintah, sehingga pengembangan produk bisa lebih cepat maju hal ini karena pasokan bahan baku telur yang lancar serta jaringan pemasaran yang telah di miliki pengusaha telur asin dan dukungan pemerintah.
Strategi Grading dan Standardisasi
            Grading adalah proses pemilihan produk menurut klasifikasi yang telah ditetapkan karena permintaan pembeli. Grading ini mampu menaikkan efisiensi dalam pemasaran dan memperbesar kegunaan produk bagi konsumen (HADIPRODJO, 1990). Adanya grading memungkinkan penjualan dilakukan secara diskriftif (tidak usah dilihat barangnya lebih dahulu) dan dapat dilakukan dengan media komonikasi yang sudah berkembang.
5.      Kelebihan dan kelemahan
·         Kelebihan dari telur asin aneka rasa:
1.      Menambah variasii baru, telur asin yang beraneka ragam juga memenuhi asupan gizi, terutama bagi orang yang tidak menyukai telur dengan rasa asin.
2.      Proses dan biaya produksi yang tidak mahal menjadikan nilai tambah tersendiri.
·         Kekurangan dari telur asin aneka rasa:
1.      Jika salah dari segi penyuntikan maka akan timbul kerugian yang dari segi bahan dasar yaitu telur bebek.
h.      Lampiran (berupa gambar/foto/compact disc (CD) dan informasi lain yang dirasa perlu)
            Dalam hal pemasaran telur bebek, diharapkan kita bisa lebih jeli dalam melihat sebuah kualitas telur ataupun keadaan pasar karena hal ini akan mempengaruhi nilai produksi dan kita juga harus bisa membaca minat pasar. Ada baiknya kita melakukan riset pasar lebih dulu. Terjaminnya pemasaran telur itik yang memadai dapat mendorong  dan  memperlancar kesinambungan produksi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS